Kamis, 06 Januari 2011

Tehnik Dasar Pendakian / Rock Climbing Tehnik memanjat

Tehnik memanjat pada dasarnya merupakan cara agar kita dapat menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga cukup stabil, memberi peluang untuk bergerak, dan dapat bertahan lama ( tidak melelahkan) dengan demikian kita dapat melakukan pendakian dengan tepat dan aman, dan sedapat mungkin cepat
Stabilitas atau keseimbangan kedudukan badan muncul sebagai hasil hubungan antara berat badan dan gaya tumpuan atau pegangan yang ada pada permukaan tebing. Pengaturan letak badan, gaya tumpuan, dan pegangan, menentukan kestabilitasan yang diperoleh. Peluang gerak untuk mendaki lebih lanjut ditentukan oleh kemampuan menempatkan tubuh pada tempat yang lebih cocok untuk kondisi medan yang dihadapi.
Pada umumnya dinding tebing terdiri dari bermacam craks dan ledges. Karena pengaruh iklim, suhu, angin serta faktor lainnya, dinding tebing mengalami kontraksi dan ekspansi yang menyebabkan munculnya celah melai dari yang kecil/ sempit sampai yang panjang/ lebar. Dinding dan ketidak rataan ini dapat dipergunakan sebagai tumpuan / injakan maupun pegangan. Karena berdasarkan tiga kategori umum. Pengelompokan ini sesuai dengan bagian tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan.
1. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau ronga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecendrungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada peganan tangan dan menempatkan badannya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak biasa digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecendrungan merapatkan badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit ( tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kesetabilan yang lebih baik.

2. Friction/ Slab Climbing
Tehnik ini hanya semata mata mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan untuk permukaan tebing yang tidak terlalu vertikal, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesek terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maximal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.

3. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah - olah berfungsi dengan demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik - teknik berikut ;
Jamning adalah tehnik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari - jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukan / diselipkan pada celah seolah olah menyerupai pasak
Chimneying adalah teknik memanjat celah vertikal yang cukup lebar (chimeney). Badan masuk diantara celah dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan ke dua kaki yang mendorong dan menahan berat badan
Bridging adalah teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi kaki mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay Back adalah teknik memanjat pada celah vertikal dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini, jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik ke belakang dan kaki mendorog ke depan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.
Teknik - teknik lain yang sering digunakan dalam pendakian tebing adalah :
Hand Traverse adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila tempat pegangan yang ideal sangat minim dan memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat beban tergantung pada pegangan tangan. Sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself adalah teknik memanjat tonjolan - tonjolan (teras - teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiri selanjutnya. Kedua kaki dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerkan kaki. Bila tonjolan - tonjolan tersebut setinggi paha atau dada, maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan, untuk mengangkat berat badan, yang dibantu dengan dorongan kaki.

Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar, yaitu :
Mengamati, mengenal medan, dan menentukan lintasan / rute yang akan dilalui, baik secara keseluruhan maupun selangkah, yang sangat menentukan untuk langkah berikutnya. Permukaan tebing yang banyak memiliki tangga- tangga (teras kecil) tojolan, lekukan,dan celah serta sudut (corner) merupakan lintasan yang mungkin dilalui.
Memikirkan teknik yang akan dipakai secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah. Teknik tersebut merupakan pemikiran atau hasil pengamatan dari lintasan yang dilihat (apakah ada chimney, crack dan sebagainya).
Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang direncanakan.

Dengan kegiatan dasar di atas kita dapat mengerti dan menyadari apa saja sesungguhnya masalah yang ada selama pendakian sehingga dengan demikian kita dapat mempersiapkan dan berlatih serta selalu mengembangkan kemampuan dengan lebih terarah dan efektif.
Ketika mulai memanjat dan sedang memanjat sering kita dihadapkan pada tonjolan atau celah yang berbeda berada jarak jangkauannya. Usahakan jangan menjangkau terlalu jauh, sehingga berat badan masih tetap terkonsentrasi pada bidang tumpuan. Gerakan yang terlalu cepat dan tergesa - gesa bisa berbahaya. Ketangkasan bergerak adalah hasil latihan yang teratur dan terarah bukan dari tergesa gesa.
Dalam pergerakan menyilang kaki akan dapat menghilangkan keseimbangan dan biasanya sulit dilakukan. Penting sekali selalu bergerak dengan tiga bagian anggota badan tetap pada tumpuan sementara satu anggota badan mencari tumpuan yang baru. Gerakan ini dikenal dengan gerakan “tiga satu”. Sebelum bertumpu pada suatu pegangan, hendaknya selalu di coba atau diperiksa terlebih dahulu, apakah kuat atau tidak menahan beban.

0 komentar:

Posting Komentar

buku tamu


ShoutMix chat widget

© PPSWPA KANAL AMBON 2010